Rabu, 25 April 2012

Tafakur -- Orang Bangkrut

"Siapa yang merusak nama baik atau harta benda orang lain, maka minta maaflah kepadanya sekarang ini, sebelum datang hari di mana uang tidak laku lagi. Kalau ia mempunyai amal baik, sebahagiannya akan diambil, sesuai dengan kadar aniaya yang telah dilakukannya. Kalau ia tidak mempunyai amal baik, maka dosa orang lain itu diambil dan ditambahkan kepada dosanya" (HR. Bukhari).

Terpengaruh oleh janji orang-orang yang sedang mengejar kedudukan, sebahagian kita saling memaki satu sama lain. Padahal belum tentu orang yang berjanji itu akan berbuat sebagaimana janjinya, bila terpilih. Sedangkan kita sudah terlanjur bermusuhan. Yang lebih parah lagi, kita menjadi orang-orang yang bangkrut.

Meskipun di bulan suci Ramadhan disediakan berlipat ganda pahala, tak tertutup kemungkinan terjadi defisit bagi sebahagian orang. Orang-orang seperti ini disebut demikian karena pahalanya tergerus atau mengalami kebangkrutan. Itu terjadi karena perilakunya sendiri.

Rasulullah s.a.w. pernah menjelaskan tentang bagaimana maksudnya orang yang bangkrut. Katanya, orang yang bangkrut dari kalangan umatnya adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan-amalan ibadah shalat, puasa, dan zakat. Tetapi pada saat yang sama ia juga datang sebagai orang yang pernah mencaci maki orang lain, menuduh orang lain, makan harta orang lain, mengalirkan darah orang lain, memukul orang lain. Maka orang-orang lain tersebut (korban) akan diberikan pahala kebaikan dia (pelaku). Ketika seluruh kebaikannya habis sebelum dia dapat menebusnya, maka dosa-dosa mereka (para korban) akan ditimpakan kepadanya (pelaku), kemudian dia akan dilemparkan ke dalam api neraka (HR. Muslim).

Karena itu, bulan suci Ramadhan sejatinya menjadi saat-saat yang tepat untuk melatih diri agar tidak (lagi) menjadi orang bangkrut. Apalagi di bulan itu, karena ingin meraih pahala dan meraih taqwa, banyak orang berusaha untuk menata dirinnya dengan rasa peduli, gemar bersedekah, gemar berzikir, dan lain-lain. Sungguh rugi berada dalam lingkungan orang-orang seperti itu, kita tak sanggup menghindar dari kebangkrutan.

Oleh Jarjani Usman

DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar