Rabu, 25 April 2012

Salam Pada Tuhan

Mungkin terdengar tidak biasa, bila dikatakan bahwa kita mengucapkan salam kepada Tuhan. Tetapi itulah yang kita baca saat TAHIYAT. Di sana ada ucapan salam kepada Tuhan, Attaahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatu lillah, dengan segala variasi bacaannya. "SEGALA SALAM DAN SHALAWAT YG BAIK BAGI ALLAH."

Kemudian kita ucapkan salam kepada Nabi, assalaamu alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh. "SALAM SEJAHTERA, RAHMAT DAN BERKAH ALLAH KEPADA ENGKAU WAHAI NABI."

Setelah itu kita ucapkan salam kepada diri kita sendiri, assalaamu alainaa wa alaa ibaadillaahish shalihin. "SALAM BAGI KITA SEMUANYA DAN UNTUK SEMUA HAMBA-HAMBA ALLAH YANG SALEH."

Mengapa kita ucapkan salam kepada Allah? Ini semua adalah simbol, kiasan, atau lambang dari keislaman. Islam artinya pasrah kepada Allah. Dalam pengertian yang lebih dalam, Islam artinya berdamai dengan Allah, yang disimbolkan dalam TAHIYAT itu dalam rangka meraih suasana jiwa yang tenang. Sebagaimana seruan-Nya:

Ya ayyuhan nafsul muthmainnah ...mardliyyah. 89.27-28

Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.

Inilah salah satu makna Islam. Ingin meraih ridha dan surga-Nya. Dalam kehidupan sehari-hari kita mengalami berbagai pengalaman, baik yang menyenangkan maupun yang mengecewakan. Kalau kita mengalami nasib kurang baik, sering terbesit dalam hati kita prasangka negatif kepada Tuhan. Apalagi bila nasib buruk itu berlarut-larut. Maka, itulah permulaan malapetaka ruhani atau kebangkrutan spiritual.

Di sinilah makna penting salam yang selalu kita ucapkan dalam TAHIYAT. Ucapan salam kepada Allah, lalu kepada Nabi, kepada diri sendiri, dan kepada semua hamba Allah yang baik, adalah upaya menanamkan pikiran positif.

Bahkan, dalam penutup khutbah biasanya dikutip Firman Allah, Innallaha ya'muru ...tadzakkarun. 6.90

Al-adlu dalam ayat di atas adalah tindakan mengatakan yang baik itu baik dan yang buruk itu buruk. Kemudian ada al-ihsan, yaitu mengakui kebaikan orang apabila orang itu betul-betul baik. Sebab tidak ada orang yang sepenuhnya buruk sebagaimana tidak ada orang yang sepenuhnya baik. Surga dan neraka dijanjikan Allah berkaitan dengan hal itu, Fa ammaa man tsaqulat ...naarun haamiyah. 101.6-11

Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka ia berada dalam kehidupan yang memuaskan (artinya masuk surga). Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah (yaitu suatu neraka yang sangat pedih siksanya).

Jadi tidak ada orang yang seratus persen baik tanpa cacat. Demikian juga tidak ada orang yang seratus persen buruk tanpa kebaikan.

Karena itu Rasul berpesan, "JANGAN MEREMEHKAN SUATU KEBAIKAN, SEKALIPUN SEKADAR TERSENYUM PADA WAKTU BERTEMU SEORANG TEMAN."

Sabdanya lagi, "JANGAN LUPAKAN JUGA BERBUAT KEBAJIKAN, MESKIPUN SEKADAR MENYINGKIRKAN DURI DARI TENGAH JALAN."

Saat kita membungkukkan badan untuk menyingkirkan duri di tengah jalan, kelihatannya memang sederhana. Tapi di balik itu ada hal yang sangat mendalam, yaitu kita punya perhatian kepada sesama manusia. Kita tidak ingin manusia celaka. Sebaliknya, Rasulullah juga bersabda dengan keras sekali, suatu saat beliau berteriak,

Wallahi ...

Demi Allah dia tidak beriman 3x. (Para sahabat merasa heran) dan bertanya pada Nabi, "SIAPA DIA WAHAI NABI?" Nabi menjawab, "YAITU ORANG YANG TETANGGANYA TIDAK TERLINDUNG DARI KEBURUKANNYA."

Jjyt
Inilah korelasi antara takwa, salam, dan akhlak mulia. Oleh karena itu, setiap kali kita berburuk sangka kepada Allah, karena kebetulan kita mengalami peristiwa kurang enak, hendaknya, SESUAI PETUNJUK NABI, kita membaca. SUBHANALLAH (Maha Suci Allah). Maksudnya, Maha Suci Allah dari dugaan kita yang buruk. Dengan SUBHANALLAH, kita menghapus pikiran negatif kita yang pesimis kepada Allah.

Kemudian kita dianjurkan memuji-Nya dengan mengucapkan ALHAMDULILLAH (Segala puji bagi Allah). Kita tumbuhkan pikiran positif bahwa segala sesuatu pasti ada hikmahnya, hanya kita belum mengerti. Setelah itu kita dianjurkan membaca ALLAHU AKBAR (Allah Maha Besar). Segala sesuatu itu kecil, hanya Allah yang besar. Itu membekali kita keberanian untuk mengarungi samudera hidup. Hidup yang benar sesuai petunjuk-Nya.
Demikianlah, semoga Allah senantiasa memberkati kita semua.

BARAKALLAH ... 16.04.10

DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar