Rabu, 25 April 2012

Khutbah - Doa Para Malaikat

PUJI dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menurunkan al-Quran di bulan Ramadhan, sebagai al-Huda (petunjuk), al-Bayyan (penjelas), dan al-Furqan (pembeda antara yang hak dan yang batil) bagi semua manusia.

Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Saw, keluarganya, para sahabatnya, dan umatnya hingga yaumil akhir.

Alquran menyebutkan bahwa Allah menurunkan al-Quran pada malam Lailatul Qadar. Malam yang nilainya lebih baik dari alfi syahr (1000 bulan). Berbarengan dengan itu, para malaikat pun, termasuk malaikat Jibril, diturunkan dan diberi izin untuk mengucapkan salam dan doa keselamatan kepada manusia pilihan.
Doa para Malaikat Allah itu diabadikan dalam surat al-Mu’min ayat 7-8, "... Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu. Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan api yang menyala-nyala.”

Ayat selanjutnya, ”Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam surga ’Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka, orang-orang saleh di antara mereka, bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, dan keturunan mereka. Sungguh Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Siapa gerangan orang-orang yang didoakan malaikat supaya dilindungi dari api yang menyala-nyala itu? Siapa pula yang akan masuk ke dalam surga Adn itu?

Ayat itu menyebutkan tanda-tanda mereka. Pertama, mereka yang kembali dan mengikuti jalan Allah.
Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, dalam kesucian. Kata nabi, ”Kullu mauluudin yuuladu ’alal fitrah.” Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, suci. Fitrah inilah yang menyebabkan hati kita mudah tersentuh oleh penderitaan orang lain, mudah tergetar karena Firman Allah, atau mudah khusyu’ ketika shalat.
Namun karena kelemahan kita, kadang-kadang fitrah ini sering kita lupakan, bisikkannya sering kita abaikan. Lalu hiduplah kita jauh dari fitrah ini.

Karenanya, berbahagialah orang yang di tengah perjalanan menyadari kekeliruannya. Ditutup lembaran masa lalunya yang hitam, dan dirintisnya kehidupan baru di atas tuntunan agama yang lurus. Mereka bukan orang yang tidak pernah bersalah, melainkan orang yang menyadari kesalahan dan memperbaikinya. Mereka pernah berbuat maksiat dan menyesali maksiatnya serta menebusnya dengan ibadah. Mereka pernah tersesat, tetapi kemudian melihat cahaya hidayah dan mengubah jalan hidupnya sesuai syariat. Mereka adalah orang-orang yang kembali mengikuti jalan Allah.

Tanda kedua, orang yang didoakan para malaikat adalah mereka yang mengisi hidupnya dengan iman dan amal saleh. Iman adalah tashdiiqun bil qalbi, wa iqraarun billisaani, wa a’maalun bil arkaan. (Membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota tubuh). Sedangkan amal saleh ialah amal yang baik. Amal yang mendatangkan manfaat. Ada amal saleh yang memberi manfaat secara pribadi, seperti shalat malam, berzikir, i’tikaf, dan seterusnya. Kemudian ada juga amal saleh yang selain bermanfaat bagi pelakunya, juga bermanfaat bagi orang lain. Ini adalah amal sosial, amal-amal kemasyarakatan, seperti membebaskan orang dari kebodohan, keterbelakangan, dan kemiskinan.

Dalam Islam, amal sosial ini dinilai lebih tinggi ganjarannya dari pada amal-amal individual. Amal-amal kita di tengah masyarakat diberi ganjaran lebih besar dari pada amal-amal yang hanya menguntungkan diri sendiri.
Rasulullah ditanya, ”amal apa yang paling utama?” Beliau menjawab, ”Memasukkan rasa bahagia ke dalam hati orang beriman, melepaskan rasa lapar, dan membebaskannya dari kesulitan, dan membayarkan utang-hutangnya.” (Ibnu Hajar al-Asqalani)

Dalam riwayat lain Nabi bersabda, ”Tidak ada kebajikan yang lebih utama setelah iman, selain mendatangkan manfaat bagi orang lain. Dan tidak ada kejelekan yang lebih jahat setelah musyrik, selain mendatangkan kesengsaraan pada orang lain.”

Demikianlah, semoga bermanfaat, dan ibadah puasa yang tengah kita jalankan dapat menghapuskan dosa-dosa kita, sehingga kita bisa kembali kepada fitrah kita. Amin ya Robbal alamin.

Barakallah ....  Bhayangkara, 26 Agustus 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar