Rabu, 25 April 2012

Demi Masa

WAL ASHRI .... SHOBR. (103:1-3)

Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam kepada Rosulullah, Muhammad SAW.

Iringan waktu terus berputar. Detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, dan seterusnya ... hingga zaman demi zaman. Al-Quran menyebut kata itu dengan al-'Ashr (masa).

Dalam sejarah negeri kita, Indonesia, negeri yang pernah dijajah negeri asing ini: ada masa penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang, masa kemerdekaan, era demokrasi, era reformasi, dan hingga kini, kita menyebutnya era informasi dan teknologi.

Berputarlah dunia ini dan berbagai macam masa telah dilalui. Ada suka dan duka, naik dan turun, masa jaya dan masa runtuh, masa muda dan masa tua. Dan sebagai kaum beriman, kita meyakini, ada masa hidup kemudian mati.

Dalam ayat pertama surat pendek itu Allah bersumpah, WAL ASHRI, demi masa. Dalam kajian ilmu Quran, surat WAL ASHRI termasuk AQSAMUL QURAN (ayat-ayat yang berisi sumpah). Diawali dengan sumpah karena didalamnya memuat peringatan besar bagi manusia.

Kita hidup di dunia melalui masa. Setelah itu kita akan pergi. Apabila kita telah pergi, artinya mati, habislah masa yang kita tempuh. Yang lalu tidak dapat diulang kembali, dan masa selanjutnya akan diteruskan oleh mereka yang tinggal di bumi, silih berganti.

Ada yang datang dan ada yang pergi.

Diingatkan lagi masa itu kepada kita dengan sumpah, WAL 'ASHRI, Demi Masa. Ayat itu mengingatkan kita, agar masa itu jangan disia-siakan, jangan diabaikan dan jangan dilalaikan, karena sejarah hidup manusia ditentukan oleh perputaran masa.

Dalam bahasa Arab ada ungkapan pendek, ALWAQTU KASH SHOIFI, waktu itu ibarat pedang. Bila engkau tidak mempergunakan dengan sebaik-baiknya, waktu lah yang akan memenggal leher kehidupan kita. Berakhir baik atau buruk, berakhir sia-sia ataukah bermanfaat. Berakhir dalam husnul khatimah ataukah su-ul khatimah.

Dalam ayat selanjutnya Allah berfirman, "INNAL INSAANA LAFII HUSRIN. Sesungguhnya manusia benar-benar ada dalam kerugian."

Ya, dalam masa yang kita lewati itu, nyata bahwa manusia itu selalu rugi. Sehari lahir ke dunia, di hari dan sehari itu umur sudah berkurang satu. Dalam rentang waktu yang dilalui, sejak bayi, dewasa, hingga tua, hanya kerugian yang dihadapi.

Di waktu kecil, senanglah badan dalam pangkuan ibu. Itu pun rugi karena belum merasakan apa arti hidup. Setelah mulai dewasa, bolehlah berdiri sendiri, beristri atau bersuami, namun kerugian pun selalu hadir. Sebab hidup mulai bergantung kepada tenaga dan kegiatan sendiri, tidak lagi ditanggung orang lain.

Di waktu muda dan gagah perkasa, harapan masih banyak. Tetapi bilamana usia mulai lanjut barulah kita insaf bahwa tidaklah semua yang kita angankan di waktu muda telah tercapai.

Atas pengalamannya, banyak orang tua yang menyesal, hati kecilnya berbalik, "Seharusnya jangan begini, jalan itu salah, begini yang seharusnya."

Tetapi atas segala keterbatasan, amat berat mengulang kembali apa yang disesali itu. Setinggi-tingginya hanyalah menceritakan pengalaman itu kepada penerusnya. Sesudah itu kita bertambah lanjut, lantas kita pergi meninggalkan dunia yang fana ini. Itu bila umur kita panjang.

Namun, bila umur kita pendek, kerugian akan lebih besar lagi. Kenapa? Karena belum merasakan apa-apa, kita sudah direnggut nyawanya.

Dalam ayat berikutnya Allah berfirman, ILLALLADZIINA AAMANU .... SHOBRU.

DI SINI al-Quran menjadi obor atau lampu penerang. Dalam bahasa Al-Quran, HUDAN LIN NAAS, menjadi petunjuk bagi manusia.

Bahwa semua orang LAFII HUSRIN, benar-benar ada dalam kerugian. Kecuali --seperti disebut ayat itu-- ALLADZIINA AAMANUU, mereka yang beriman, WA AMILUSH SHOOLIHAAT, mereka yang suka berbuat baik, dan mereka yang saling memberi nasehat untuk tetap berada dalam kebenaran dan kesabaran (WA TAWAASHOW BIL HAQQI WA TAWAASHOW BISH SHOBRI).

Demikian penutup surat itu. Semoga, jatah umur yang Allah amanatkan kepada kita, bisa mengantarkan kita dalam golongan orang-orang yang beruntung. Amin ya Robbal Alamin.

Barakallah ... Dystar, 23 Desember 2011

DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar