Rabu, 25 April 2012

Tafakur -- Apatis

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan" (QS. Al Baqarah: 177).

Orang yang berlama-lama membaca Alquran dan shalat belum tentu pertanda orang baik, bila tidak memperbaiki akhlaknya. Sebab, Alquran adalah aturan atau pedoman untuk hidup dengan akhlak mulia, sebagaimana dicontohkan Nabi s.a.w. Rasulullah juga diutus untuk memperbaiki akhlak manusia. Apalagi perilaku manusia dipengaruhi hatinya. Tidak tertutup kemungkinan, pada saat melakukannya, hati sedang ingin dipuji (oleh yang mendengar atau melihatnya).

Dengan kata lain, niat tidak lagi suci karena Allah, karena telah terkotori.Akan bermakna apa yang dibaca bila menjadi kebaikan dan perbaikan. Yaitu, terbuka mata untuk melihat kenyataan di sekitarnya. Juga menjadi tajam telinga untuk mendengar, misalnya, jeritan orang-orangfakir dan miskin, anak yatim, dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Yang lebih penting lagi adalah tergugah hati, antara lain, untuk peduli dan bergerak untuk tak henti melakukan perbaikan, meskipun kecil. Bisa jadi, dengan itu semua, kita sedang diuji sejauhmana mau peduli.

Orang-orang yang apatis atau tak peduli, diancam Allah dengan neraka Jahannam. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran, "Dan sesungguhnyaKami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat, dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai" (QS. Al A'raf: 179).

Oleh Jarjani Usman

DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar