Kamis, 17 Mei 2012

Tafakur - Jam

Seorang anak batita begitu terheran dengan benda berbentuk lingkaran yang dipenuhi angka-angka. Tiga buah jarum yang menunjuk angka-angka di lingkaran itu pun kian membuatnya tercenung.
Ada jarum tipis warna merah yang menunjuk dari satu angka ke angka lain dengan begitu cepat. Ada jarum yang lebih tebal dan lebih panjang yang bergerak lebih lamban. Dan, ada jarum pendek gemuk yang nyaris tak bergerak, tapi bisa berpindah ketika dalam waktu lama tak diperhatikan.
Yang lebih menarik dari semua pemandangan di benda itu adalah ketika pada saat tertentu, ada burung mainan yang tiba-tiba keluar dari bawah lingkaran tersebut dengan suara khas. "Kuk kuk...kuk kuk...kuk kuk...!"
Saat itulah, sang anak pun melompat riang. Tapi, ia masih bingung dengan benda itu.
"Itu jam, anakku!" suara sang ibu tiba-tiba muncul dari balik tubuh mungil si batita.
"Jam...?" sahut si batita seraya mengungkapkan rasa ingin tahunya.
"Iya. Itu jam. Perhatikanlah, sang burung tidak akan bernyanyi kalau si jarum pendek gemuk tetap saja diam, si jarum pendek gemuk akan tetap diam jika si jarum tebal panjang hanya berhenti. Dan, dua jarum itu tidak akan bergerak kalau saja si jarum merah kecil tidak bergerak lincah," jelas sang ibu sambil memperhatikan wajah si batita yang begitu serius menatap ibunya. Sesekali, pandangannya menoleh ke arah jam, untuk memastikan kebenaran yang diucapkan ibunya.
"Dan anakku, semua jarum-jarum itu bergerak ke arah yang sama," tambah sang ibu sambil menunjuk ke arah gerakan jam.
++
Jam, dalam makna kehidupan tidak selalu menunjukkan nilai sebuah waktu. Ada sisi lain yang bisa diambil hikmah dari gerakan tiga jarum dalam jam.
Dalam dinamika sebuah organisasi, dinamika tiga jarum jam memberikan makna tersendiri bagaimana interaksi produktif antara pimpinan, manejer, dan pelaksana. Seperti tiga jarum jam, masing-masing level punya intensitas gerakan yang berbeda, karena bobot dan pengaruh gerakannya memang berbeda.
Namun, walaupun punya gerakan yang seolah berbeda, semua level tidak ada yang diam. Semua bergerak dalam sistem yang begitu harmonis. Keharmonisan gerak tiga level inilah yang menghasilkan 'pengingat suara burung' yang begitu bermanfaat untuk orang banyak.
Tapi, dari semua nilai pelajaran yang ada dalam tiga level jarum jam, ada satu pakem yang jika dilanggar akan berakibat sangat fatal. Yaitu, walaupun beda level dan beda intensitas gerak, ketiga jarum bergerak dalam arah yang sama. (muhammadnuh@eramuslim.com)
http://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/jam.htm



DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Tafakur - Tragedi Sukhoi, Salah Satu Trik-Nya

Allah swt berfirman :
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati...( Ali Imran 185)
Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu) . Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaatpun ( Al Araf : 34)
....Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan dikerjakannya esok, dan tidak seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati....( Al Luqman : 34)
Mensikapi bencana pesawat Sukhoi yang sedang hangat diperbincangkan berbagai media di tanah air bahkan di dunia internasional, sebagai seorang muslim tentu kita faham betul arti dan maksud dari kutipan ayat-ayat diatas.
Sudah merupakan sunnatullah bahwa setiap diri akan mengalami kematian. Namun yang menjadi misteri adalah kita tidak pernah mengetahui kapan, dimana dan dengan cara seperti apa kematian datang menjemput kita.
Setiap kejadian yang terjadi di muka bumi ini tidak pernah luput dari hikmah. Kecelakaan pesawat yang bukan pertama kali terjadi di atmosfer Indonesia ini tentu membawa banyak hikmah untuk kita semua. Diantaranya dzikrul maut atau mengingatkan kita kepada kematian yang pada hakikatnya siap menghampiri kita kapan saja.
Kecelakaan maut di darat, di air atau di udara hanyalah salah satu cara Allah mengambil nyawa makhluk-makhlukNya. Yang menjadi tanda tanya besar adalah sejauh manakah kita telah mempersiapkan kematian kita yang merupakan gerbang awal kehidupan abadi kita semua sejak kita mengerti bahwa kematian akan datang tanpa kabar berita kapan, dimana dan bagaimana?
Sungguh ayat-ayat diatas merupakan kemurahan dan bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-hambanya agar kita semua bersiap siap dengan matang menghadapi akhir kehidupan kita. Karena pasti semua manusia ingin hidupnya berakhir dengan husnul khotimah.
Ulama Ibnul qoyyim mengatakan " Orang yang paling cerdas adalah orang yang selalu mengingat kematian dan mempersiapkan kematiannya dengan matang".
Usia dan kesempatan adalah dua hal penting yang diberikan Allah sebagai investasi semasa hidup di dunia. Dengan usia yang terbatas tentunya kita harus pandai-pandai mengalokasikan usia ini untuk hal-hal yang bermanfaat dan menguntungkan kita di kehidupan selanjutnya.
Maka uraikan dan rencanakan ending hidup kita dengan seindah-indahnya agar kita menjadi hamba Allah yang selamat di dunia dan akhirat.
http://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/kecelakaan-sukhoi-adalah-salah-satu-triknya.htm



DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Tafakur - Perilaku Berkesan

Oleh Jarjani Usman

"Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik" (QS. An-Nahl: 125).

Sejumlah petualang yang bergerak dari berbagai belahan bumi mencari Tuhan, seringkali berhenti langkah pertualangannya ketika melirik Islam. Lirikan pada ajaran yang dibawa Rasulullah itu menggetarkan jiwa dan membuat jatuh cinta. Yang menarik, cintanya kepada Islam bukan diilhami oleh keangkuhan orang-orang yang merasa diri sudah sangat berilmu tinggi, tetapi seringkali oleh perilaku-perilaku berkesan dari orang-orang biasa yang senantiasa merasa diri tiada berdaya kecuali kekuatan Allah.

Perilaku-perilaku yang berkesan itulah yang dengan sendirinya menjadi dakwah bil hal harian dari orang-orang yang merasa diri hamba-hamba biasa. Hamba-hamba yang senantiasa menjunjung kejujuran di kala sempit, sejujur di kala lapang rezekinya. Tenang di kala bahagia, setenang tatkala kesusahan mendera. Selalu ikhlas beribadah kepada Allah di kala sedih, seikhlas di kala bahagia. Senantiasa berusaha memberi di saat tiada, seperti ikhlas di saat berada. Bahkan, sangat takut memakai yang bukan pakaiannya, seperti pakaian kesombongan. Perilaku-perilaku seperti ini yang menghasilkan ketentraman jiwa perilakunya, maupun orang-orang yang melihatnya.

Namun menyedihkan bila hari-hari sebahagian kita kerap dipenuhi perilaku-perilaku beringas, meskipun dengan saudara-saudara seiman. Bahkan, perilaku-perilaku yang demikian pun kerap diatasnamakan Islam. Padahal Islam mengutamakan kelemah-lembutan, bukan kekerasan. Bila kekerasan yang lebih diutamakan, kesan apa yang tergambar dari kita orang-orang Islam? Demikiankah seharusnya?



DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Senin, 14 Mei 2012

Pesan - Seksual Sejenis Mengundang Bala

Sesungguhnya yang amat ditakuti; paling aku takuti atas umatku ialah perbuatan kaum Luth" (HR Attirmidzi)
...dan apabla telah banyak terjadi zina, akan banyaklah gadis gadis Islam dirampas orang lain sebagai tawanan, dan apabila telah banyak kejadian laki laki menyetubuhi laki laki, maka Allah akan mencabut tangannNya dari makhluk, sehingga tidak diketahui di lembah mana mereka akan hancur binasa ( HR At-Tirmidzi)
Dan ada beberapa hadis yang lain. Sahabat sahabat Rasullullah SAW yang diminta pertimbangannya oleh Sayidina Abu Bakar seketika beliau jadi Khalifah, apa hukuman bagi kedua orang yang mendatangi dan didatangi itu (perlakuan seksual sesama jenis) , karena pernah ada yang tertangkap basah, semuanya memutuskan wajib kedua orang itu dibunuh. Diantara yang mempertimbangkan bunuh itu adalah Ali bin Abu Thalib dan Ibnu Abbas. Imam Syafii pun berpendapat bahwa hukumnya ialah bunuh keduanya. Ali berpendapat cara membunuhnya ialah dipotong dengan pedang, kemudian dibakar. Umar dan Usman berpendapat agar dilemparkan dari tempat tinggi ke bawah hingga hancur.
Begitulah hukuman karena hinanya pelaku seksual sesama jenis...
Penyakit Sodom ini banyak menular apabila suatu negeri sudah sangat maju dalam soal kemewahan. Orang menjadi bosan dengan perempuan . Salah satu rahasia pembesar pemerintah kolonial Belanda terbongkar dan membuat malu ialah pada saat terjadi penangkapan besar besaran di Jakarta dan kota kota lain, sampai menjalar ke kota medan, terhadap beberapa pegawai tinggi Belanda karena mereka mendirikan perkumpulan (Club) dari orang orang yang menyukai sejenis, sampai kirim mengirim gambar antar mereka dan pesan memesan orang. Beberapa tahun kemudian sesudah kejadian terbongkarnya hal yang memalukan ini, hancur leburlah pemerintahan Hindia Belanda karena serbuan bala tentara jepang, dan orang orang Belanda sendiri tidak bisa mempertahankan lagi, karena semangat sudah sangat remuk oleh kemewahan.
Dalam hal ini pernah pula kejadian di negeri Inggeris, yaitu seorang "Yang Mulia Menteri" tertangkap basah sedang menyetubuhi seorang serdadu muda penjaga Istana Buckingham. Tapi dalam beberapa surat kabar Inggeris hal itu tidak dibesar besarkan, bahkan dipandang hal yang lumrah atau hal yang umum saja, dan di muka hakim "Yang Mulia Menteri" didenda hanya beberapa Pound saja, dan diberi nasihat, lain kali jangan membuat kelakuan seperti itu lagi. Sehabis membayar denda beliau pulang, dan kabinet tidak krisis, lantaran kesalahan itu.
Maka janganlah orang bertanya :"mengapa kerajaan Inggeris belum juga menerima akibatnya?"
Itu hanya soal waktu, sebab kalau akhlak sudah sampai demikian, tidaklah dapat ditahan lagi keruntuhan itu.
Jika kita kemukakan kedua contoh itu, baik di Indonesia di zaman kekuasaan Belanda telah runtuh, atau di negeri Inggeris sehabis perang dunia II, bukanlah berarti bahwa penyakit ini tidak terdapat dalam daerah daerah atau negeri Islam.
Penyakit manusia sama, sebab itu maka Rasulullah diutus untuk bani Adam. Jangan kita membongkar kesalahan orang lain, dan menutup cacat kita sendiri. Apabila kemewahan telah menjadi bubuk makan kayu terhadap jiwa, dan nilai nilai rohani mulai jatuh, dan beragama telah menjadi kepalsuan dan munafik, maka baik di negeri negeri Islam atau di negeri negeri Kristen, hal ini akan terjadi.
Salah satu kebiasaan orang orang India beberapa puluh tahun yang lalu, baik dia beragama Hindu ataupun Islam, ialah mengulurkan ujung baju kemeja keluar celana (tidak dimasukkan ke dalam celana). Kononnya makanya timbul kebiasaan yang ganjil itu, ialah karena orang orang yang telah sakit syahwatnya menyukai laki laki, timbul seleranya melihat bagian belakang (pinggul) laki laki. Itu sebab pinggul ditutup dengan kemeja yang dikeluarkan itu.
Di Negara Negara barat timbul bosan orang melihat perempuan, karena sudah terlalu murah dan obral, seluruh tubuh perempuan bisa dilihat pada tempat tempat pemandian, sehingga syahwat sudah bosan dan muak karena sudah terlalu terbuka. Lantaran itu timbullah suatu golongan yang patah seleranya melihat perempuan, lalu bersyahwat jika melihat laki laki muda.
Will Durant dalam history of Civilitation menulis bahwa penyakit seperti inipun sangat menular di zaman Yunani dan Romawi purbakala , juga di india purbakala, Yaitu apabila kemewahan telah amat memuncak.
Sejarah berulang...
Inilah penyakit yang oleh ahli ahli dinamai Homo Sexuil, mencintai yang sejenis, yang oleh Nabi Luth telah dinyatakan cara mengatasinya pada tahap awal, yaitu mendidik diri mendekati Allah dengan tauhid yang benar, dan menahan diri daripada kemewahan. Dan di zaman kita sekarang ini ialah dengan mempermudah perkawinan...
(MM)


DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Minggu, 13 Mei 2012

Tafakur - Membiarkan Kemungkaran

Oleh Jarjani Usman

"Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil melalui lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain tidak saling melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat" (QS. Al-Ma`idah: 78-79).

Sangat menakjubkan sebuah perumpamaan yang dibuat Rasulullah sallallahu 'alaihiwasallam tentang dahsyatnya dampak membiarkan kemungkaran. Beliau mengumpamakan orang(-orang) yang melakukan kemungkaran bagaikan orang-orang yang melubangi kapal yang sedang berlayar di tengah lautan luas. Jika kita membiarkannya, pasti binasalah semua orang yang ada di dalam kapal tersebut. Namun apabila kita mencegahnya, maka semua akan selamat (HR. Al-Bukhari).

Perumpamaan yang disampaikan Rasulullah mengingatkan (kita) akan hebatnya visi dan misi yang diusung sejumlah calon pemimpin, yang tak lain adalah nakhoda sebuah negeri. Sudah lazim terjadi, sebelum terpilih, mereka sangat bersemangat menyuarakan arah perbaikan dan kemajuan. Tak jarang juga diiringi dengan sumpah atas nama Allah. Tahap demi tahap kemajuan telah dirumuskan dengan seksama, seakan-akan apa yang terjadi ke depan begitulah adanya. Akibatnya, banyak orang tergiur dan menaruh harapan padanya.

Namun sayangnya, ketika menjadi pemimpin, visi dan misi yang hebat sering mengering. Terutama karena tidak diiringi dengan kemauan untuk mencegah kemungkaran. Lebih-lebih kemungkaran-kemungkaran yang dilakukan oleh orang-orang dekat atau orang yang pernah membantu menyukseskan pemilihan (pemimpin) dan hasilnya dibagi-bagi. Akibatnya, kemungkaran-kemungkaran itu lambat atau cepat menimbulkan malapetaka yang dahsyat dalam perjalanan negeri menuju kemajuan. Negeri yang sedang dikendalikan menjadi bocor dan rapuh sendi-sendinya. Perlahan negeri tenggelam dalam lautan kemungkaran yang semakin bervariasi dan menjadi-jadi. Lebih-lebih penjaga keamanan negeri tak mau berbuat apa-apa untuk mencegahnya.


DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Tafakur - Semangat Mengingat Kematian

Oleh Jarjani Usman

"Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan dunia." Kemudian para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah itu pemutus kelezatan dunia?" Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Kematian" (HR. Al Baihaqi)

Bagi sebahagian orang, mengingat kematian dianggap bisa menurunkan semangat hidup. Seakan-akan apa yang sedang diupayakan tak akan bersemangat lagi, bila dipengaruhi oleh pikiran yang senantiasa mengingat kematian. Sebab, menjadi terasa tidak berarti berusaha di dunia ini. Tapi bila dipikirkan dengan sungguh-sungguh, semangat hidup malah bisa bertambah-tambah dengan mengingat kematian.

Dengan mengingat kematian, setiap hamba akan menjadi sadar bahwa dunia inilah tempat bersungguh-sungguh berusaha. Berusaha tidak bisa di alam kubur atau di akhirat. Di dunia ini tempat berusaha memperbaiki niat, berusaha beramal, berusaha tidak membuang-buang waktu percuma, dan berbagai usaha baik dan penuh semangat. Apalagi telah diperingatkan "Apabila seorang anak Adam mati putuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang memberi manfaat kepada orang lain, anak yang salih yang berdoa untuknya."(HR. Muslim).

Tiga hal yang disebutkan dalam hadits ini (seperti sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak salih) adalah hasil-hasil yang tak terlepas dari proses usaha giat dan niat tulus karena Allah, selama hidup di dunia ini. Kecil kemungkinan anak akan menjadi salih, bila tidak dididik dengan sungguh -sungguh. Lebih-lebih di zaman yang semakin tak menentu ini, anak-anak banyak terpengaruh dengan hal-hal yang menjerumuskan ke dalam kejahatan. Demikian juga, ilmu yang ada tak akan sudi dimanfaatkan untuk membantu sesama, bila tak sungguh-sungguh diniatkan karena Allah. Sama halnya dengan sedekah jariyah, yang tak akan ikhlas diberikan, bila tidak berusaha untuk punya harta dan tak diniatkan karena Allah.




DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Tafakur - Sifat Malu

Oleh: Jarjani Usman

"Jika kamu tidak merasa malu, maka lakukanlah semaumu" (HR. Imam Bukhari, Abu Dawud, dan Imam Ahmad).

Malu membawa manusia kepada kebaikan, demikian diingatkan oleh Rasulullah (HR. Bukhari & Muslim). Peringatan ini menunjukkan bahwa rasa malu sifatnya fungsional. Ia berfungsi mengajak (manusia) kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran.

Memang demikianlah kenyataannya. Tidak terhitung berapa banyak niat jahat yang muncul di hati manusia menjadi gagal diwujudkan karena rasa malu masih bersemayam di hati. Sama halnya, betapa banyak perbuatan baik manusia menjadi tak terabaikan, juga karena disebabkan adanya rasa malu. Hal-hal demikian tentunya tidak akan terjadi, kalau malu bukan karena Allah.

Bahkan, malu kepada Allah juga akan menimbulkan rasa malu kepada manusia. Malu kepada Allah akan membuat manusia menghormati sesamanya. Sebaliknya, kalau malu kepada manusia saja, tanpa ada rasa malu kepada Allah, banyak menyebabkan terjerumus dalam jurang kemunafikan. Yang bisa dinampakkan kebaikan atau tak melakukan larangan hanya ketika di hadapan manusia. Malu yang timpang seperti ini berbahaya bagi manusia.

Yang lebih parah lagi, bukan hanya tidak merasa malu kepada Allah, tetapi juga tak segan-segan berbuat kejahatan atau kezaliman di hadapan manusia. Bahkan, banyak di antaranya, manusia dijadikan sebagai korban kezaliman secara terang-terangan. Atau, kezaliman kepada manusia dibuat melalui aturan-aturan yang dibuat seakan-akan sah, padahal untuk memihak pelaku kezaliman.



DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Tafakur - Ketenangan

Oleh Jarjani Usman

"(Orang yang mendapat petunjuk yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram" (QS. Ar Ra'd: 28).

Banyak hal di dunia ini yang bisa mengacaukan suasana hati. Harta yang banyak dan jabatan tinggi tak jarang membuat hati gelisah, karena was-was kehilangan. Kehilangan bisa membuat hati merana. Harta yang kurang juga bisa membuat hati susah, karena kebutuhan tak berkecukupan. Terpenuhi segala kebutuhan pun seringkali membuat hati berbangga dan bahkan bermegah-megah. Akibatnya, hati selalu terombang-ambing, tak pernah tenang.

Kenyataan ini sepatutnya menciptakan suatu kesadaran betapa lemah kemampuan kita manusia menghadapi dunia ini. Manusia membutuhkan tempat menambatkan hati. Allah menjelaskan bahwa hanya dengan menambatkan hati kepada-Nya lah, manusia akan merasakan ketenangan. Misalnya, ketika segalaNya diserahkan kepada Allah, hati akan memahami bahwa harta dan segala kepemilikan yang lain adalah pinjaman dari Allah. Harta dan paras yang elok bisa menjadi ujian. Harta yang sedikit dan bahkan kehilangan harta bisa juga bermakna cobaan. Semua berasal dari Allah, dan akan kembali kepada-Nya pada saat yang tak diduga-duga.

Dengan demikian, tugas manusia bukan merisaukannya. Merisaukannya bisa membuat hati menjadi tersiksa. Tugas manusia adalah senantiasa berusaha meraih dan memeliharanya sesuai dengan aturan yang telah digariskanNya. Juga tak kalah pentingnya adalah bersyukur kepada Sang Pemberi kenikmatan. Lebih-lebih tidak sedikit kenikmatan yang telah diberi tanpa terlebih dahulu memintanya. Ini pertanda Allah Mahatahu terhadap segala kebutuhan manusia. Karena itu, hati perlu selalu diberi kesempatan untuk mengingat Rabbnya, agar selalu mendapat petunjuk dalam mengarungi dunia ini dengan tenang.



DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Tafakur - Misteri Kematian

Oleh Jarjani Usman

"Yang mengikuti mayit ada tiga: keluarga, kekayaan dan amalnya, maka yang dua kembali yaitu keluarga dan kekayaannya, dan yang tetap tinggal padanya satu, yaitu amal perbuatannya" (HR. Bukhari dan Muslim).

Tak seorang pun mampu memastikan tentang berapa lama dirinya akan menyusuri perjalanan hidup di dunia ini. Tidak juga mampu mengetahui mengapa sebahagian orang diberikan kesempatan hidup yang lama, sedangkan sebahagian yang lain diberikan kesempatan hidup singkat. Juga tak ada yang tahu pasti di mana langkahnya akan terhenti sebagai langkah terakhir.

Sebahagian insan mengakhiri langkahnya ketika sedang mengalami kejayaan. Di saat harta melimpah ruah dan kesehatan sedang memuncak, tiba-tiba terhenti tanpa diduga-duga. Ajal datang. Sebahagian yang lain harus mengalami penderitaan sakit menahun atau dirundung kemiskinan semiskin-miskinnya. Lantas, siapakah yang lebih baik di antaranya, juga tak ada yang tahu pasti. Namun yang pasti, dua-duanya akan berakhir dengan menjadi mayit.

Ketika menjadi mayit, perbedaan besar kecilnya keluarga dan kekayaan bukan lagi ukuran. Hidup yang pernah dialami dengan berbagai ukuran kekayaan atau kemiskinan, akan menjadi sejarah. Yang menjadi ukuran sekarang adalah apa yang akan menyusul atau ikut serta bersama mayit. Itulah amal perbuatan. Ini juga misteri bagi orang lain, juga bagi diri sendiri.

Sebab, seseorang yang dilihat orang lain baik dari luar, belum tentu demikian dari dalam. Apalagi tak sedikit kebaikan hanya untuk dinampakkan saja, padahal di antaranya berselemak dengan ketidak-ikhlasan atau kemunafikan.

Demikian juga oleh diri sendiri, yang menyangka diri sangat banyak melakukan kebaikan, tetapi sebenarnya telah hilang bagaikan debu yang berterbangan. Tak ada yang tersisa. Sebab, amalan tidak dijaga dari hal-hal yang memusnahkannya, seperti karena gemar melakukan ghibah. Untuk itu, kita dianjurkan untuk senantiasa berusaha membersihkan diri dan beramal dalam menyongsong kematian yang misteri.



DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Tafakur - Bahaya Ketidakjujuran

Oleh: Jarjani Usman

"Dan berhati-hatilah kalian dari perbuatan dusta, karena sesungguhnya kedustaan akan menuntun kepada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan akan menuntun kepada neraka. Serta senantiasa seseorang berbuat dusta dan berupaya untuk berdusta hingga akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai pendusta" (HR. Muttafaqun alaih).

Bila ada modal tak abstrak yang paling memberi pengaruh terhadap kehidupan seseorang di dunia dan akhirat, kejujuran adalah hal yang tak terpisahkan. Kejujuran menjadikan seseorang terpercaya dan menuntun hidup menjadi mudah. Sebaliknya, ketidakjujuran menjadikan hidup susah, meskipun tidak sedikit yang cenderung memilih mengundang kesusahan diri dengan perilaku ini.

Ketidakjujuran bersifat menjeratkan. Sekali tidak jujur akan menuntut ketidakjujuran-ketidakjujuran selanjutnya. Kalau tidak, akan terbongkar sejumlah ketidakjujuran sebelumnya. Diselimuti perasaan seperti ini, siapapun sungguh akan merasakan kesengsaraan jiwanya. Ada rasa malu dan takut, kalau-kalau orang lain mengetahuinya. Juga ada rasa tidak nyaman ketika melakukannya. Hidup dipenuhi perasaan resah. Bila disadari, inilah di antara dampak buruk terhadap diri sendiri dari perbuatan yang tidak jujur.

Bukan hanya sebatas itu, ketidakjujuran juga membentuk kebiasaan seseorang. Akibatnya, hidup akan selalu dihiasi ketidakjujuran. Mati pun berpeluang dalam keadaan berselimut dengan ketidakjujuran. Hidup seperti ini, sebagaimana diingatkan oleh Rasulullah, akan menggiring seseorang ke dalam neraka.

Karena itu, orang beriman diharapkan untuk tidak sekali-kali meninggalkan modal kejujuran dalam hidup. Sebagaimana dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda: "Hendaknya kalian senantiasa berbuat jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan membimbing kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan akan membimbing kepada surga, dan senantiasa seseorang itu berbuat jujur serta senantiasa berusaha berbuat jujur, hingga akhirnya ditulis disisi Allah sebagai orang yang jujur" (HR. Muttafaqun alaih).



DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Tafakur - Warisan Para Nabi

Oleh Jarjani Usman

"Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka dia telah memperoleh keberuntungan yang banyak" (HR. Abu Dawud & Tirmidzi).

Apa yang diwariskan para nabi menunjukkan bahwa meskipun sama-sama berfungsi sebagai alat, harta tidak lebih utama dari ilmu. Ilmulah yang jauh lebih utama dibandingkan harta. Sehuhungan dengan hal ini, Sayyidina Ali mengingatkan bahwa ilmu bisa berfungsi menjaga manusia, sedang harta mengharuskan manusia menjaganya. Ilmu juga menjadi alat penghubung antara manusia dengan Allah. Dengan ilmu, manusia bisa mengenal Allah dengan baik, juga menuntun cara beribadah kepada Allah.

Meskipun demikian utamanya ilmu, kenyataannya banyak di antara kita lebih mementingkan harta. Bahkan banyak permusuhan dan peperangan terjadi karena memperebutkan harta, bukan memperebutkan ilmu. Hal ini menunjukkan betapa tinggi pengaruh suatu anggapan yang berkembang dalam masyarakat. Tidak sedikit yang beranggapan tidak perlu tinggi mencari ilmu, karena pada akhirnya adalah bertujuan untuk mencari harta. Anggapan ini telah menempatkan harta sebagai tujuan akhir, meskipun sebenarnya hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan utama. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran, tujuan utama manusia ialah beribadah kepada Allah.

Apa yang paling banyak diimpikan dan dikejar manusia, tak terkecuali orang Muslim, menunjukkan adanya kesenjangan yang lebar dengan apa yang menjadi tradisi para nabi, khususnya berkenaan dengan pewarisan ilmu. Kesenjangan ini telah melahirkan orang-orang yang gemar mewarisi harta, bukan milik sendiri, kepada generasi selanjutnya. Di sisi lain, ilmu sudah dijadikan bukan sebagai alat pencerahan umat, tetapi sebagai alat yang membantu penyelewengan.



DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Tafakur - Hamba Yang Menantang

Oleh Jarjani Usman

"Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air mani, maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!" (QS. Yaa Siin:77).

Manusia disebut sebagai hamba yang (kebanyakannya) kurang bersyukur dan suka menantang. Sebutan ini sepatutnya membuat kita membuka tabir yang menutupi perilaku diri kita sendiri. Tak tertutup kemungkinan, dalam perilaku-perilaku tersebut bersemayam penyakit lupa diri dan suka menantangAllah.

Lebih-lebih begitu banyak cara hidup yang baik yang ditunjuki Allah, tetapi mengapa yang disukai malah yang dilarangNya. Allah melarang manusia menyombongkan diri, namun larangan inilah yang suka ditantang. Dilarang berbuat zalim, malah suka menzalimi. Dilarang bermegah-megahan dengan harta, malah itu yang kita senangi. Disuruh melaksanakan shalat ketika azan tiba, malah kebanyakan manusia dengan pongahnya mengabaikannya.

Demikian aneh perilaku sebahagian kita. Padahal, lazimnya yang suka menantang adalah yang merasa diri perkasa. Sedangkan kita manusia jelas sangat lemah. Satu saja penyakit ditimpakan bagi para pelaku zina, manusia menjadi lemah terkulai bertahun-tahun dan sangat berputus asa. Satu bencana alam diberikan, manusia kehilangan arah dan gagal segala rencana. Sedikit saja dibuka kisah perilaku buruknya di dunia ini, banyak orang yang jatuh sakit tiba-tiba.



DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Tafakur - Pentingnya Keikhlasan

Oleh Jarjani Usman

"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sangat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk" (QS. Al-Baqarah: 45).

Sungguh besar makna keikhlasan. Keikhlasan biasanya memperingan tubuh dalam melaksanakan sesuatu; sebaliknya, ketidak-ikhlasan memperberat. Shalat yang dilakukan dengan tidak ikhlas dan tidak kusyu' akan terasa begitu berat, meskipun sebenarnya shalat ringan. Dikatakan ringan karena shalat bisa dilakukan dalam waktu singkat dan tenaga yang sedikit. Namun demikian, harus diakui, begitu banyak orang yang tak mau melakukan shalat dalam hidupnya. Bagi yang sudah merasakan seperti ini, sebaiknya berhati-hati dan memikirkan kembali keadaan diri dan penyebabnya.

Bila tidak ikhlas dan tidak kusyuk, kemungkinan besar shalat yang kita lakukan tidak diterima Allah, sebab Allah menerima yang baik-baik dan yang dilakukan dengan ikhlas. Kalau setiap hari shalat kita tidak diterima karena kita lakukan asal jadi, maka kapankah saatnya mengumpulkan pahala dari ibadah utama ini (shalat) dalam hidup di dunia yang disebut sebagai tempat mengumpulkan bekal ini? Jangan sampai dunia yang diperuntukkan sebagai tempat beramal, bagi sebahagian orang berubah menjadi tempat mempertontonkan ketidak-ikhlasan dan main-main saja.

Menurut Rasulullah, beratnya melakukan perbuatan bisa disebabkan oleh makanan haram yang dimasukkan ke dalam tubuh. Yang haram tidak akan pernah bersatu dengan yang baik-baik, seperti shalat yang sempurna dan keikhlasan. Bayangkan, betapa mengerikan nasib seseorang yang seumur hidupnya berselemak dengan yang haram. Menyelamatkan diri kita dari kehancuran dari ketidak-ikhlasan dan ketidakkusyukan merupakan suatu keharusan. Perlu menyelamatkan diri dengan doa, agar Allah senantiasa menghadirkan keikhlasan dan kekusyukan dalam hati. Juga perlu berusaha mengusir segala penyebab ketidak-ikhlasan dan ketidakkusyukan.


DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Tafakur - Perisai Kasih Sayang

"Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya" (HR. Thabrani).

Kasih sayang adalah perekat sekaligus perisai kehidupan orang-orang beriman. Dengan kasih sayang, orang-orang beriman di masa Rasulullah, terutama kaum Muhajirin dan Anshar, merasa lengket hatinya satu sama lain. Kasih sayang juga menjadi perisai untuk melindungi diri dari serangan orang-orang yang tak menginginkan Islam berkembang. Sebab, kasih sayang merupakan modal untuk membentuk umat yang kokoh. Persatuan umat yang kokoh merupakan modal pendobrak untuk meraih kemajuan, sekaligus perisai yang sulit didobrak.

Namun di era teknologi informasi yang kian berkembang, perisai kasih sayang antar umat Islam sering tak tergunakan. Siapa saja dengan tanpa batas bisa menyebarkan kata-katanya. Namun sayangnya, kelemahlembutan dengan sesama seringkali terabaikan dalam taraf yang menguatirkan, tergantikan dengan kata-kata yang bersifat kekerasan. Di antaranya, saling menjatuhkan, memfitnah, mengancam, dan mengejek. Mendengar kata-kata seperti ini, siapapun yang normal pasti merasa tak enak di hati. Tapi sebahagian orang merasa puas hatinya bila sudah menjatuhkan martabat saudaranya sendiri.

Disadari atau tidak, cara-cara seperti ini ikut menyumbang bagi terbentuknya umat yang terbiasa dan gemar dengan kekerasan. Dengan kata lain, umat yang terbentuk berlawanan dengan umat yang diperjuangkan dengan susah payah oleh Rasulullah. Rasulullah menginginkan umat yang bersaudara, bagaikan tubuh yang satu dan saling melindungi dan menyayangi. Jadi sungguh berbahaya mengabaikan kasih sayang. Dan yang gemar melakukannya harus bertanggungjawab terhadap dampak buruk yang terjadi terhadap umat.



DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Tafakur - Kekurangan Diri

Oleh: Jarjani Usman

"Tiada yang bersifat santun, kecuali yang mempunyai kekeliruan; tiada yang bersifat bijaksana, kecuali yang mempunyai pengalaman" (HR. al Bukhari).

Banyak kegiatan yang berulang dilakukan setiap insan setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, atau bahkan setiap tahun. Shalat magrib hari ini, misalnya, persis sama dilakukan dengan shalat magrib pada waktu magrib sebelumnya. Bacaan al Al Fatihah juga demikian, selalu sama dalam setiap rakaat shalat. Sejatinya, perulangan itu menambah kualitas kemampuan diri kita dalam membaca dan memahaminya. Namun kenyataannya, perulangan yang sangat sering pun tak menjamin adanya peningkatan kemampuan di antara kita.

Sebahagian orang yang puluhan tahun hanya mampu mampu menghafal saja, tetapi tidak memahami makna, hari ini juga masih ada yang demikian. Sebahagian yang lain yang sejak masa remaja mampu membaca dan memahami makna ayat-ayat dalam Alqur'an, tetapi sampai hari tua tidak melanjutkannya dengan menerapkannya dalam kehidupan. Sebagai contoh, ada ayat yang mengajak untuk berbicara dengan baik dan penuh hikmah, tetapi tak sedikit orang yang hingga hari tuanya masih berbicara dengan penuh hujatan, ejekan, dan sejenisnya. Juga, kita hanya mampu merasa jengkel terhadap kezaliman yang menimpa saudara-saudara kita, tetapi hingga hari ini tak mau belajar untuk mengatasinya.

Kenyataan ini menunjukkan bahwa umumnya kita tidak benar-benar belajar dari kekurangan diri. Bahkan, hikmah-hikmah yang terkumpul dari sejumlah kesalahan sebelumnya akibat kekurangan diri seakan menjadi koleksi yang tak berarti atau dipandang tak perlu diartikan bagi kehidupan selanjutnya. Tapi anehnya, di saat yang sama kita lebih suka mengorek dan mengurai kekurangan orang lain, ketimbang memperbaiki kekurangan diri.



DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.