Rabu, 25 April 2012

Petunjuk

"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa" (QS. Al Baqarah: 2).

Hudan dirujuk kepada Alquran dalam ayat di atas, yang bermakna petunjuk. Dan hingga Ramadhan kali ini, berkali-kali sudah kita sudah memperingati Nuzulul Quran atau peristiwa turunnya Alquran. Juga berkali-kali (sebahagian) kita mengkhatam (menamatkan membaca) Alquran.
Namun, seberapa jauh Alquran telah menjadi petunjuk bagi hidup masing-masing kita? Bila menyimak setiap petunjuk yang terdapat di dalam kitab suci itu, siapapun akan mengakui bahwa tidak ada petunjuk hidup manusia se agung dan sesempurna Alquran. Namun, satu catatan sejarah yang tak mungkin ditutupi adalah sebahagian manusia tidak mau menjadikannya sebagai petunjuk, karena lebih memilih petunjuk hidup yang lain. Alquran hanya dijadikan bacaan. Yaitu bacaan yang hanya sebatas tenggorokan, namun tidak sampai mewarnai perilaku hari-hari.

Membatasi (bacaan) Alquran hanya pada tenggorokan atau tak membacanya sama sekali, membuat hidup tak tertunjuki. Hidup hanya sebatas menjalani rutinitas hari-hari, yang seringkali membosankan karena tiada hadir ketenangan batin. Ilmu yang diperoleh hanya dijadikan alat pemuas hawa nafsu. Hawa nafsu cenderung mengajak kepada kejahatan. Padahal hidup dan ilmu akan berguna bila bermanfaat, terutama dalam menjaga hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia. Ilmu mampu dijadikan alat untuk mengendalikan hawa nafsu dan menghasilkan manfaat bagi orang banyak.

Oleh: Jarjani Usman

DyStar Confidentiality Notice:
This message and any attachments are confidential and intended only for use
by the recipient named above. Unauthorized disclosure, distribution or copying
of this communication and the information contained in it is strictly prohibited.
If you are not the intended recipient, please notify us immediately and delete the
message and any attachments. Thank you.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar