Rabu, 25 April 2012

Khutbah - KUDA TERBANG SULAIMAN

Marilah kita saling berwasiat untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah, karena godaan dunia setiap saat bisa mengancam iman dan takwa kita kepada Allah Swt.

Jangankan kita manusia biasa, Nabi Sulaiman pun hampir tergoda oleh dunia. Karena itulah, setiap khatib diwajibkan berwasiat tentang takwa. Ushikum binasfi bitaqwallah …, ittaqullah haqqa tuqatih… dan kalimat lain, dengan maksud supaya selalu berupaya meningkatkan taqwa, takut kepada Allah, bukan kepada yang lain.

Dalam al-Quran terdapat kisah-kisah. Surat 38, Shaad ayat 30-33 menceritakan tentang Nabi Sulaiman dan kuda-kudanya yang hebat dan menakjubkan.

30. Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman (maksudnya, Sulaiman adalah putra Nabi Daud). Dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat.
31. Ditunjukkan kepada Sulaiman kuda-kuda terbang yang tenang di waktu berhenti dan cepat berlari.
32. Sulaiman berkata: "Sungguh, kecintaanku terhadap kuda-kuda itu telah melalaikan aku mengingat Tuhan, hingga  kuda-kuda itu hilang."
33. "Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku." Seru Sulaiman. Lalu ia memotong kaki dan leher kuda itu.

Banyak uraian dari kalangan ahli Quran mengenai ayat itu. Namun dasar ceritanya sama, bahwa Nabi Sulaiman diuji oleh Allah dengan apa yang dia miliki.
Yaitu, kuda-kuda yang gagah dan cepat larinya. Berkali-kali kuda-kuda itu diandalkan sebagai balatentara di medan perang.

Suatu hari, ketika Sulaiman sibuk mengurusi kuda-kuda itu, Sulaiman lupa, bukan disengaja, meninggalkan shalat Asar --karena saking asyiknya.
Maka, ketika Sulaiman sadar bahwa kuda-kuda itu yang membuat dia lalai, ia pun bersumpah, "Tidak, demi Allah, jangan sampai kuda-kuda ini melalaikan aku dari menyembah Allah."
Lalu beliau menitahkan agar kuda-kuda itu disembelih. Kemudian dia memotong kaki dan leher kuda-kuda itu dengan pedang.

Ketika Allah mengetahui apa yang dilakukan Sulaiman, maka Allah segera menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik, yakni angin yang bisa berhembus dengan perintahnya, sehingga menjadi subur setiap daerah yang dilewatinya.

Kini, tidak ada lagi kuda-kuda bersayap yang gagah dan bisa terbang seperti di zaman Sulaiman itu. Kuda bersayap itu kini hanya ada dalam dunia dongeng. Namun, meskipun secara fisik kuda-kuda hebat itu telah tiada, tapi ibrah, hikmah, atau pesan dari kuda-kuda itu masih ada.
Kini, kuda-kuda Sulaiman itu hadir dalam bentuk lain. Digantikan oleh berbagai teknologi, transportasi, dan informasi, yang kecanggihannya mampu melipat waktu dan melintasi ruang.
Inilah ‘kuda-kuda terbang’ yang kita miliki, di zaman kita. Ini pun jadi ujian dan godaan. Bisa mengasyikkan, menghibur, dan juga --tidak mustahil-- melalaikan dan membuat lupa kepada Allah Swt.

Dari kisah Sulaiman itu kita diingatkan, bahwa perhiasan dunia yang kita miliki janganlah sampai melalaikan kita untuk ingat kepada Allah Sang Pencipta.
Akhirnya, mari kita resapi hadis Sahih dari Imam Ahmad dan al-Baihaqi. "Sungguh bila Engkau meninggalkan sesuatu karena takut kepada Allah niscaya Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dari padanya."

Sulaiman telah meninggalkan kuda-kuda hebat itu, kemudian Allah menggantinya dengan angin berhembus yang membawa kemakmuran. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada kita. Amin.

Barakallah … Dystar, 30 Maret 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar