Jumat, 31 Mei 2013

Menangkap Pesan Isra' Mi'raj Untuk Menjalankan Kepemimpinan

Menangkap Pesan Isra' Mi'raj
Untuk Menjalankan
Kepemimpinan

SENIN, 27 MEI 2013 12:40

Nabi Muhammad diutus oleh Allah ke
muka bumi untuk memimpin ummat
manusia mengenal Tuhan, beramal
shaleh, dan berakhlakul karimah. Tentu
tugas itu tidak mudah. Apalagi,
Rasulullah ini harus menghadapi
masyarakat Arab Jahiliyah yang tidak
mengenal Tuhan yang sebenarnya.

Bangsa Quraisy ketika itu sudah
memiliki tradisi yang dikembangkan
sejak lama. Lewat tradisi itu para
tokohnya sudah teruintungkan, baik
secara ekonomi, sosial, politik, dan lain-lain. Muhammad pada saat itu, tidak
berada pada posisi bersama para
elitenya. Bahkan ajaran yang dibawa
olehnya akan meruntuhkan tradisi yang
sudah lama dijalani dan menguntungkan
itu.

Selain itu, utusan Allah ini ketika itu
belum memiliki banyak pengikut.
Bahkan sebaliknya, kehadirannya
dianggap sebagai ancaman dan bahkan
menjadi musuh bagi orang-orang yang
berpengaruh kuat di masyarakat itu.
Bekal yang dimiliki olehnya tidak
banyak, kecuali keimanan dan akhlak
yang mulia. Muhammad dikenal sebagai
orang jujur oleh siapapun hingga diberi
sebutan al Amien.

Dalam suasana seperti itu, Nabi
Muhammad membuat kabar yang
sangat mengejutkan, aneh, dan
dahsyad. Yaitu, tentang Isra' dan mi'raj.
Dalam sejarah kemanusian, berita
tentang perjalanan semalam, yang
dimulai dari Masjidil Haram ke Masjidil
Aqsha dan berlanjut ke Sidratul
Muntaha, langit lapis tujuh, baru kali itu
terjadi. Oleh karena itu, kabar tentang
isyra' dan mi'raj adalah dahsyat dan
pantas ketika itu segera menjadi berita
besar di tengah-tengah masyarakat.

Namun sebenarnya, peristiwa aneh dan
menakjubkan seperti itu, bagi seorang
Rasul, adalah hal biasa. Beberapa
Rasul sebelumnya juga telah menerima
mukjizat, hanya bentuknya berlain-lainan. Nabi Ibrahim pernah dibakar
hidup-hidup oleh tentara Fir'aun tetapi
tidak mempan. Nabi Isa sejak diayunan
sudah bisa bercakap-cakap. Nabi Yunus
pernah ditelah ikan dan bisa keluar
dengan selamat, Nabi Musa pernah
menggunakan tongkatnya untuk
membelah laut dan ternyata terbelah,
dan seterusnya.

Oleh karena itu sebenarnya, peristiwa
aneh dan menakjubkan bagi seorang
Rasul adalah hal biasa. Namun tidak
biasa bagi orang pada umumnya.
Mukjizat itu, manakala kita kaitkan
dengan tugas seorang rasul, yaitu di
antaranya sebagai pemimpin umat,
maka pemimpin itu harus memiliki
kelebihan, jauh di atas mereka yang
dipimpinnya. Mukjizat adalah suatu
kelebihan yang disandang oleh
seseorang rasul, agar yang
bersangkutan segera dipercaya dan
berhasil melakukan peran-peran
kepemimpinannya.

Isra' dan mi'raj adalah benar-benar
merupakan peristiwa yang dahsyad dan
menggemparkan. Hal tersebut bisa
ditangkap bahwa, siapapun sebagai
seorang pemimpin, sebagaimana
seorang rasul, harus mampu
menciptakan atau memproduk isu-isu
besar hingga menjadi bahan
perbincangan banyak orang. Lewat isu
besar itu, maka akan menarik perhatian
dan menumbuhkan kepercayaan banyak
orang terhadapnya. Sekalipun juga
sebaliknya, bisa jadi orang yang sudah
sedikit percaya berbalik menjadi tidak
percaya oleh karena peristiwa aneh itu.

Belajar dari peristiwa isra' dan mi'raj itu,
maka akan mengingatkan kepada para
pemimpin di berbagai jenis dan levelnya,
agar mereka memiliki kelebihan dari
orang-orang yang dipimpinnya. Selain
itu, sebagai pemimpin juga harus kaya
isu-isu besar yang mengejutkan, hingga
menjadi bahan perbincangan bagi
semua yang dipimpin. Isu-isu besar
memiliki kekuatan untuk menarik
perhatian dan bahkan untuk
menggerakkan banyak orang.

Pemimpin yang tidak memiliki kelebihan
dari mereka yang dipimpin, apalagi tidak
mampu memproduk isu-isu besar akan
melahirkan disorientasi di kalangan
masyarakat yang dipimpin. Masyarakat
manapun selalu memerlukan ruang
berimajinasi dan harapan tentang masa
depannya. Peristiwa-peristiwa dan juga
pikiran-pikiran yang luar biasa
seharusnya muncul dari para
pemimpin. Dengan demikian itu, maka
kehidupan ini tidak sekedar dijalani
secara rutin. Dalam menjalani
kehidupan, siapapun selalu
membutuhkan isu-isu besar, dan
peluang bagi semuanya untuk maju dan
berkembang.

Oleh karena itu, dalam memperingati
isyra' dan mi'raj di bulan ini, para
pemimpin di berbagai jenis dan level,
seharusnya mampu menangkap pesan
dari peristiwa besar dan dahsyat itu,
dan kemudian mencoba untuk
mengembangkannya. Sekali lagi belajar
dari peristiwa isyra' dan mi'raj,
pemimpin harus memiliki kelebihan dan
juga isu-isu besar yang menakjubkan.
Dari kekuatan itu, sang pemimpin akan
diperbincangkan secara terus menerus
dan kemudian akan diikuti secara tulus.
Wallahu a'lam

http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=3850:menangkap-pesan-isra-miraj-untuk-menjalankan-kepemimpinan&catid=25:artikel-imam-suprayogo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar