Senin, 13 Mei 2013

Andai Bisa Kembali

Oleh Jarjani Usman

"Dikatakan (kepadanya), 'Masuklah ke Surga.' Ia berkata, 'Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui. Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan'" (QS. Yaa Siin: 26-27).

Sehebat apapun sepak terjang atau keberhasilan seseorang hamba di dunia ini, akan dihentikan langkahnya oleh yang namanya maut.  Sayangnya, setelah dihentikan maut, tak punya kesempatan lagi untuk memberitahukan bahwa jalan hidup yang pernah ditempuh adalah benar atau salah. 

Seandainya setiap tahun ada seseorang yang pernah menempuh jalan hidup yang salah, misalnya, diberi kesempatan untuk kembali ke dunia, lalu menceritakan pengalaman buruknya di alam kubur, mungkin akan banyak orang bersegera beriman dan menetapi jalan keimanan.  Kesempatan yang sama juga tak lagi dimiliki oleh orang-orang beriman yang telah meninggal dunia.

Padahal sangat ingin bagi seseorang yang beriman, misalnya, kembali kepada kaumnya untuk menceritakan dampak dari jalan kebenarannya di alam kubur. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran bahwa dahulu pernah ada seseorang yang menyeru kepada kaumnya untuk beriman, tetapi ia malah dibunuh.  Namun, setelah meninggal dunia, ia masih tetap ingin mengabarkan kepada kaumnya bahwa ia mendapat kabar gembira akan dimasukkan ke surga, sebagaimana disebutkan dalam Surah Yaa siin, ayat 26-27.

Dengan demikian, beruntunglah kita orang-orang Muslim diberikan sebuah kitab petunjuk hidup yang bernama Alquran, sehingga punya kesempatan untuk mengetahui mana sesungguhnya jalan yang benar dan jalan yang salah di dunia ini.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar