Selasa, 08 Januari 2013

Tafakur - Keterlaluan


Oleh Jarjani Usman


"Wahai orang yang esok hari bila diseru oleh manusia akan menyambutnya, dan bila diseru oleh Yang Maha Besar (Allah) dia berpaling dan mengesampingkan. Ketahuilah, apabila kamu minta, Aku memberimu; jika kamu berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan; dan apabila kamu sakit, Aku sembuhkan; dan jika kamu berserah diri, Aku memberimu rezeki; dan jika kamu mendatangiKu, Aku menerimamu; dan bila kamu bertaubat, Aku ampuni (dosa-dosa)mu; dan Aku Maha Penerima Taubat dan Maha Pengasih" (HR. Tirmidzi dan Al Hakim)

Bila menghitung nikmat Allah yang kita nikmati setiap hari, sungguh tak sanggup. Bukan hanya nikmat makanan, tetapi juga nikmat kesehatan berbagai anggota tubuh. Serta nikmat hidup bersama di dunia ini. Segala macam nikmat itu tak akan mampu kita bayar, bila diharuskan membelinya. Mengobati satu macam yang rusak saja seringkali tak sanggup, apalagi mengobati seluruhnya. Namun anehnya, banyak yang berpaling dari seruan Allah.

Banyak yang lebih patuh kepada manusia ketimbang kepada Allah. Untuk bertemu dengan atasan atau pejabat saja, kebanyakan kita sangat serius mempersiapkan diri. Bukan hanya berbaju yang pantas, tetapi juga memperindah ucapan, menjaga ketepatan waktu, dan membersihkan tempat pertemuan. Takut "kehilangan muka" atau malu dengan orang terhormat, bila tak berbuat demikian.

Namun ketika ingin bertemu dengan Allah, tidak sedikit di antara kita yang mengabaikan cara berpakaian. Juga tak mau peduli terhadap benar-tidaknya kata-kata yang diucapkan. Serta seringkali tak mau membersihkan tempat pertemuan. Yang lebih sering juga adalah tak tepat waktu. Janji bertemu waktu magrib, ada yang mengulurkannya hingga waktu isya. Dan ada yang tak menepati samasekali, bahkan hingga bertahun-tahun. Namun, tak takut "kehilangan muka" dengan Allah.

Keadaan ini menunjukkan perilaku sebahagian kita yang keterlaluan. Entah kapan keterlaluan seperti itu akan berakhir. Meskipun demikian, Allah tak rugi samasekali dengan keterlaluan kita; kita lah yang sangat merugi dunia dan akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar