Rabu, 17 Juli 2013

Khutbah Idul Fitri 1433H: Jadikan Lebaran Ini “Milestone” Silaturrahmi


بسم الله كلمة المعتصمين ومقالة المتحرزين ونعوذ بالله تعالي من جور الجائرين وكيد الحاسدين وبغي الظالمين ونحمده فوق حمد الحامدين . أشهد أن لا اله إلا الله وحده لا شريك له المالك ألحق المبين وأشهد أن محمد عبده ورسوله أرسله الله تعالي رحمة للعالمين و نصلي ونسلم علي حبيب إله العالمين سيدنا محمد واله الطيبين الطاهرين و اصحابه الميامين المنتجبين

قال الله تعالي في كتابه الكريم::

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا


Marilah kita mulai dengan menyampaikan rasa syukur kita kepada Yang Mahakasih. Dengan anugrahNya juga, Dia telah mengantarkan kita pada  Lebaran tahun ini, pada 'Idul Fitri 1433H.  Marilah kita tengok sejenak ...orang-orang di sekitar kita pagi ini.  Mari kita kenang orang-orang di sekitar kita pada Idul Fithri yang lalu.  Sebagian di antara mereka tidak lagi bersama kita. Mereka tidak lagi tertawa ria menjelang buka terakhir kemarin;  mereka juga tidak  berangkat ke tanah lapang pagi ini; mereka juga tidak akan mengulurkan tangannya untuk saling memaafkan sebentar lagi hari ini.  Mereka telah  dipanggil,  insya Allah, untuk berlabuh di pangkuan kasih sayang Ilahi.

Lebaran sering kita jadikan tonggak-tonggak utama, "milestones" dalam sejarah kita, sejarah keluarga kita,  sejarah bangsa kita, bahkan   sejarah  agama kita, sejarah umat Islam.  1431 tahun yang lalu, Nabi saw memimpin salat 'Id yang pertama.  Ia mengungkapkan rasa syukurnya karena Allah swt telah menganugrahkan kemenangan  kepada kaum mukminin dalam Perang Badar.  1321 tahun setelah itu, bangsa Indonesia memperingati Idul Fitri setelah melepaskan belenggu penjajahan dan menyatakan kemerdekaannya. 

Hari ini, kita melakukan salat Idul Fitri tiga hari setelah memperingati  kemerdekaan kita.   Mari kita jadikan Idul Fitri tahun ini sebagai "milestone" dalam sejarah umat Islam di Indonesia.  Prasasti apakah yang akan kita ukirkan pada  tonggak  sejarah tahun ini?  Mungkin kita bangga karena membludaknya jemaah tarawih di masjid-masjid pada awal Ramadhan,  atau  miliran uang yang terkumpul dari zakat fitrah saja, atau   pengajian yang  ramai di kantor-kantor  dan gema Ramadhan pada berbagai media elektronik ? Sekiranya Rasulullah saw bertanya kepada kita apa yang kita torehkan pada  tonggak sejarah Idul Fitri tahun ini, apa yang harus kita ceritakan kepada beliau.

Lima belas abad yang lalu, Nabi saw bersabda[1]: 

سيأتي زمان على أمتي لا يبقي من القران إلا رسمه ولا من الاسلام إلا إسمه يسمون به وهم أبعد الناس منه مسا جدهم عامرة وهي خراب من الهدي فقهاء ذلك الزمان شر فقهاء تحت ظل السماء منهم خرجت الفتنة واليهم تعود 

Akan datang kepada umatku satu zaman, ketika tidak tersisa dari Al-Quran kecuali aksaranya; tidak tersisa dari Islam kecuali namanya. Mereka menamakan dirinya dengan nama Islam, tetapi mereka orang yang paling jauh dari Islam. Masjid-masjidnya ramai, tetapi kosong dari petunjuk. Para ulama di zaman itu adalah seburuk-buruknya ulama di bawah lindungan langit. Dari mereka keluar fitnah  (kekacauan, bencana) dan kepada mereka fitnah itu kembali. 

Saudara-saudara:  apakah sabda Nabi saw ini harus kita pahatkan pada "milestone" Lebaran tahun ini di negeri kita.  Kita menyaksikan orang-orang yang menggunakan ayat-ayat Al-Quran untuk  membenarkan kesesatannya, untuk memperoleh keuntungan-keuntungan duniawi, untuk menghakimi sesama Muslim. Nabi saw pernah meramalkan bakal muncul satu kaum yang ibadahnya memukau kalian tetapi Al-Quran hanya sampai tenggorokannya.  Mulut-mulut yang melantunkan kalimah-kalimah suci adalah mulut-mulut yang juga menghamun maki.  Inilah  Al-Quran yang sudah kehilangan ruhnya. 

Kita juga melihat orang yang menamakan dirinya umat Islam, tetapi perilakunya menyimpang jauh dari missi Rasulullah saw. Bukankah beliau diutus untuk menyebarkan kasih  ke seluruh alam, rahmatan lil 'Alamiin

Seorang Muslim disebut Muslim, karena muslim (dalam bahasa Arab) berarti menyelamatkan, membahagiakan, dan mensejahterakan. "Tahukah kamu siapakah orang Islam?" tanya Rasulullah saw pada haji wada'. "Orang Islam ialah orang yang menyelamatkan orang lain dari gangguan lidah dan tangannya." 

Seorang muslim disebut juga  mu'min,  karena mu'min (dalam bahasa Arab) artinya  menyebarkan rasa aman, damai, dan tentram.  "Tahukah kamu siapakah orang beriman? Orang beriman ialah orang yang sesamanya merasa terlindungi (karena kehadirannya)  dalam kehormatannya, jiwa nya dan hartanya,"  kata Nabiyur Rahmah masih di padang Arafah pada haji terakhirnya.  Pada kesempatan lain, Nabi saw bersabda, "Orang beriman itu  ditandai dengan empat hal:  muka yang ramah, lidah yang lembut, hati yang penuh kasih, dan tangan yang suka memberi."[2] 

Di manakah Muslim yang missi hidupnya membahagiakan orang-orang di sekitarnya? Di manakah Mukmin yang  melindungi kehormatan, jiwa, dan harta sesamanya?  

"Masjid-masjidnya ramai tetapi kosong dari petunjuk"  Itulah masjid yang  jemaahnya bukan terdiri dari kaum muslimin dan kaum mukminin seperti yang dijelaskan Nabi saw.  Mereka menyebut dirinya Muslim, tetapi merekalah manusia yang paling jauh dari Islam.  Ke masjid-masjid itu berdatanganlah para ulama, bukan untuk menyebarkan petunjuk, tetapi untuk  menebar fitnah –kerusuhan, kekacauan, dan perpecahan.  "Dari mereka berasal fitnah dan kepada mereka fitnah itu kembali" sabda Nabi saw. 

Apakah yang hilang dari bacaan Al-Quran, apa yang hilang dari keislaman, apa yang hilang dari keimanan, apa yang hilang dari masjid-masjid dan para ulama?  Esensi, roh, spirit dari seluruh ajaran yang dibawa Nabi saw. Apa roh al-Quran, Islam, Iman, masjid dan ulama?  Cinta kasih.    Jika seluruh ajaran Islam disimpulkan dalam dua kalimat: Islam mengajarkan kepada kita untuk bertakwa kepada Allah yang Mahaesa dan  menyebarkan kasih sayang kepada seluruh makhlukNya:
 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

 Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta tolong satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan kasih sayang di antara kalian. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu (Al-Nisa /4:1).  

Khothbah II

Saudara-saudara:

Segera  setelah salat 'Id, pancangkanlah tonggak silaturahmi  dlam perjalanan sejarah kita.   Selama ini, kita telah menanam pohon penuh duri di tengah jalan raya kehidupan. Semua orang yang  melewati kita, kita tusuk mereka dengan duri-duri tajam kita, kita sakiti hati mereka. Kita cabik-cabik  perasaan mereka dengan keangkuhan kita.  Makin sering orang-orang itu hadir di depan kita, makin banyak  luka-luka dalam jantungnya, makin banyak rintihan dan tangisannya.  

Di antara mereka itu adalah orang tua kita.  Temuilah mereka,  kalau mereka masih hidup.  Kita  boleh jadi kecewa karena perilaku mereka. Marilah kita maafkan mereka dengan sepenuh hati. Kenanglah beban yang mereka tanggung untuk  melahirkan kita dan membesarkan kita.   Bersimpuhlah di hadapan mereka,  bahagiakan mereka, sehingga kamu melihat lagi di wajah-wajah mereka senyuman tulus yang menyejukkan hatimu.  Mohonkan maaf  kepada mereka karena selama ini ucapan dan perilakumu telah melukai mereka. 

Setelah itu,  pusatkan perhatianmu kepada orang-orang di sekitarmu yang selama ini kamu  sakiti karena ambisimu, yang kamu campakkan karena arogansimu,  yang kamu sia-siakan karena  kerakusanmu,  atau yang "sekedar" kamu abaikan karena kesibukanmu. Mereka itu pasanganmu, anak-anakmu, tetanggamu,  sahabatmu, seluruh umat manusia dan seluruh alam. Mereka adalah anggota dari keluarga besar Tuhan. Mereka  bukanlah orang  yang bisa kamu manfaatkan sekehendak hati kamu. Mereka adalah orang yang dihadirkan Tuhan  untuk kamu cintai dengan sepenuh hatimu. 

Di antara mereka, yang secara khusus Allah swt titipkankepada kita, adalah  orang-orang yang menderita, orang lemah, kaum fuqara dan masakin.  "Temui Aku di tengah-tengah orang yang hancur hatinya" firmah Tuhan yang Mahakasih. "Cari aku di tengah-tengah kaum dhu'afa kalian," sabda Nabiyur Rahmah.    

Buka hatimu,  pancarkan kasihmu,  sirami  semuanya dengan cintamu, bagikan kebahagianmu  kepada mereka.   Sambungkan pita-pita cintamu dengan pita-pita cinta semua orang, sehingga seluruh alam semesta didekap dalam belitan cinta!     "Sayangi semua orang yang di bumi, akan sayang kepadamu Dia yang di Langit, " Sabda Nabi saw. 

Marilah kita masukkan kasih sayang dalam keberagamaan kita, dalam keislaman kita. Karena itulah roh keislaman kita.  Itulah roh keimanan kita. Jadikan Lebaran ini  kembalinya lagi Islam setelah tinggal namanya, masuknya lagi al-Quran setelah tersisa  aksaranya,  bersinarnya lagi petunjuk Tuhan di masjid-masjid dan  tegaknya lagi wibawa para ulama setelah kehilangan ketauladannya.  

Doa

Ya Allah,
Aku mohon ampun  kepada-Mu
Di hadapanku ada orang yang dizalimi
Aku tidak menolongnya
Kepadaku ada orang berbuat baik
Aku tidak berterima kasih kepadanya
Orang bersalah meminta maaf kepadaku
Aku tidak memaafkannya
Orang susah memohon bantuan kepadaku
Aku tidak menghiraukannya
Ada hak orang mukmin dalam diriku
Aku tidak memenuhinya
Tampak di depanku aib Mukmin
Aku tidak menyembunyikannya
Dihadapkan kepadaku dosa
Aku tidak menghindarinya

Ilahi…
Aku mohon ampun dari semua kejelekan itu
Dan yang sejenis dengan itu
Aku sungguh menyesal
Biarlah itu menjadi peringatan
Agar aku tidak berbuat yang sama sesudahnya
Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya
Penyesalan atas segala kemaksiatan
Tekadku untuk meninggalkan kedurhakaan 
Jadikan itu semua taubat yang menarik kecintaan-Mu
Wahai Dzat yang Mencintai
Orang-orang yang bertaubat

[Disusun oleh KH DR Jalaluddin Rakhmat, Ketua Dewan Syura IJABI, untuk Khutbah 'Idul Fitri 1433 H/2012 M para khatib IJABI se-Indonesia]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar