Minggu, 09 Desember 2012

Tafakur - Wafatnya Ulama

"Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan" (HR. Bukhari dan Muslim).

Wafatnya ulama lazimnya menimbulkan kesedihan mendalam di hati orang banyak. Terasa sekali ada suatu kehilangan besar. Tidak demikian dengan meninggalnya seorang yang kaya raya. Padahal ulama yang sesungguhnya seringkali tidak mewarisi harta benda. Yang diwariskan adalah ilmu yang berasal dari Allah sebagai penerang jalan dalam menempuh dunia menuju akhirat. Ini pertanda bahwa manusia lebih membutuhkan ilmu ketimbang harta benda duniawi. Namun demikian, tidak sedikit orang yang mengingkari kenyataan ini.

Buktinya dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang lebih memilih memperebutkan harta ketimbang mengejar ilmu dari para ulama. Dududk dengan orang-orang berharta banyak atau pemerintah yang berkuasa terhadap harta negara, lebih disenangi ketimbang duduk dengan para ulama. Ulama kadangkala didekati manakala ingin mencari posisi penting dalam kepemerintahan, agar dikira (oleh banyak orang) dekat dengan para ulama.

Padahal mendekati ulama sangatlah dianjurkan. Sebagaimana pernah dikatakan Rasulullah SAW bahwa Luqman Al Hakim berwasiat kepada puteranya, "Hai anakku, wajib bagimu duduk bersama ulama (mendatangi majlis mereka), dan dengarkanlah kalam (pembicaraan) hukama' (ahli hikmah). Sesungguhnya Allah akan menghidupkan hati yang mati dengan cahaya ilmu (hikmah), sebagaimana Allah menghidupkan tanah yang tandus dengan air hujan" (HR. Ath Thabarani).

Dengan demikian, bila tidak bergaul dengan ulama, ilmunya menjadi terkubur seiring dengan kepergiannya untuk selama-lamanya. Tertinggallah generasi yang asing dari ilmu agama, yang disukai atau tidak, akan menjadi pemimpin-pemimpin selanjutnya. Tak terkecuali pemimpin dalam bidang agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar