Minggu, 09 Desember 2012

Tafakur - Menanam Modal Kebaikan

Oleh Jarjani Usman

"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (QS. Al An'am: 32).

Setiap insan, lebih-lebih para pedagang, memikirkan keuntungan. Setiap modal yang ditanam maunya menghasilkan keuntungan yang banyak. Siapapun akan ragu menanamkan modal dalam jumlah banyak untuk mengharapkan hasil yang sifatnya tak menentu dan sementara. Akan tetapi sangat tergiur menanam modal banyak, jika hasilnya diperkirakan dapat dinikmati lama.

Tentunya tak ada kehidupan yang abadi, kecuali di akhirat kelak. Dengan demikian, sepatutnya bersungguh-sungguh menanam modal untuk akhirat. Apalagi Allah telah menjamin akan adanya balasan untuk setiap modal (kebaikan) yang dilakukan di dunia. Tentunya banyak modal yang bisa ditanam untuk keuntungan akhirat, mulai dari modal waktu, tenaga, pikiran, ruang, dan harta benda. Waktu yang disempatkan untuk memperbaiki diri, keluarga, dan umat manusia, merupakan modal yang sangat diperhitungkan oleh Allah. Apalagi bila modal tersebut digabung dengan tenaga, pikiran, ruang, dan harta benda. Berlipat-lipatlah keuntungan yang akan diperoleh nantinya.

Apalagi segala macam modal yang ditanam untuk akhirat dijamin terhindar dari kerugian. Tak ada manusia yang akan bangkrut karena menolong dengan ikhlas, misalnya. Seringkali, semakin gemar seseorang membantu orang lain, semakin dilapangkan rezekinya yang halal oleh Allah. Sebaliknya, semakin suka seseorang menipu orang lain, semakin sempit rezeki halal yang didapatkannya. Makanya, siapapun yang telah dengan sengaja menipu dalam mencari harta dan tidak mau bertaubat, maka ia dikatakan tak akan memperoleh harta selanjutnya kecuali dengan cara jahat pula. Orang-orang seperti ini, bila tak bertaubat, akan kembali tersadar menjelang kematian atau saat menghadapi sakaratul maut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar