Minggu, 09 Desember 2012

Tafakur - Belajar

Oleh: Jarjani Usman

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna"
(QS. al Mu`minun: 1-3).

Pada alam sekitar dapat dipungut banyak hal, termasuk cara belajar. Seperti yang terdapat pada batu. Batu memang sifatnya keras, tak akan tembus bila dilobangi dengan benda-benda lembut dan tumpul. Namun, batu terbukti bisa perlahan berlubang bila terkena tetesan air yang terus-menerus. Kenyataan ini menawarkan suatu pesan bahwa mempelajari sesuatu yang sulitpun akan (berkemungkinan) berhasil, bila dipelajari berkali-kali.

Apa yang bisa disaksikan dengan mata kepala ini mengajak kita untuk merubah perilaku buruk dalam belajar. Seperti perilaku yang suka gegabah menyalahkan anugerah dalam bentuk kemampuan diri. Padahal kadangkala hanya baru dicoba sekali atau dua kali, sehingga lamgsung menvonis diri tidak mampu.

Kebiasaan menyudutkan kemampuan diri bukan tidak berdampak buruk bagi diri sendiri. Sebahagian orang menjadi putus asa, sehingga membiarkan diri begitu lama terpenjara dalam kerangkeng ketidakmampuan. Seperti membiarkan diri tak mampu membaca dan memahami makna lafadz dalam shalat hingga usia tua dan bahkan hingga ajal tiba. Padahal kemampuan membaca dan memahami lafadz dengan benar bisa membantu membuat kusyuk dalam shalat, suatu syarat penting diterimanya ibadah ini. Dan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari kemampuan penting yang dimiliki orang-orang beriman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar