Sabtu, 12 Oktober 2013

Pesan Moral Idul Qurban dan Ruhul Ukhuwwah

http://www.hidayatullah.com/read/9977/30/11/2009/pesan-moral-idul-qurban-dan-ruhul-ukhuwwah--.html

Sambungan ....

Ruhun Nahr

'Idul Qurban disebut juga 'Idun Nahr' artinya
Hari Raya memotong korban binatang ternak.
Ritual penyembelihan sebagai simbol/bentuk
menyembelih nafsu hewani kita, agar tunduk
kepada Allah SWT. Yang dinilai bukan daging,
darah hewan kurban, tetapi motivasi
berkurban.

Asal usulnya dimulai dari ujian Allah SWT
kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih
puteranya yang tercinta Ismail as. Nabi Ibrahim
berkali-kali diuji dengan berbagai ujian berat
yang memerlukan pengorbanan yang besar.
Semuanya dilalui dengan selamat. Beliau lulus
ujian. Diuji untuk mempertahankan
keimanannya sekalipun menghadapi hukuman
dibakar hidup-hidup. Pengorbanan yang
dilakukan tidak sia-sia. Beliau ditolong
langsung oleh Allah SWT. Karena agama ini
milik-Nya. Siapa saja yang menodai agama
Islam, berarti mengadakan konfrontasi
langsung dengan-Nya. Api menjadi dingin,
Ibrahim selamat atas restu Allah SWT.

Ujian terberat bagi Nabi Ibrahim adalah
perintah mengorbankan putranya Isma'il, putra
semata wayang yang sangat dicintainya ketika
itu. Sekalipun berat, berkat kerjasama antara
Ibu, Anak dan Bapak dalam suasana dialogis
yang menyejukkan, maka ujian berat itu sukses
dijalani.

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur
sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya
Aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu;
insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar" (QS. Ash Shoffat (37) :
102).

Dari jejaknya itu lahirlah Kota Suci Mekah,
kiblat umat Islam seluruh dunia, dengan sumur
Zam-zam yang tidak pernah kering sejak 4000
tahun yang lalu sekalipun setiap hari dikuras
airnya berjuta liter, sebagai tonggak jasa
seorang wanita yang telah teruji kesabarannya
Ibunda Hajar, ibu kandung Ismail as.

Dari sejarah Ibrahim, maka Tawaf, Sa'i, Wuquf
di Arafah, melempar Jumrah, bermalam di
Muzdalifah (Mina), memotong hewan Quran
(al-Hadyu), menjadi rangkaian Ibadah Haji atau
Umrah yang disyariatkan oleh Islam, setiap
tahun tidak kurang 2 juta banyaknya umat
Islam datang berhaji dari seluruh dunia.

Dari Ka'bah yang dibangun dua Nabi ayah dan
anak, Ibrahim dan Ismail, maka tiap 5 waktu
sehari semalam 1 milyar umat Islam sedunia
menghadap ke kiblat Ka'bah. Dakwah Islam
menggetarkan umat manusia untuk memeluk
Islam. Sehingga, Islam tidak saja berkembang
di Mekah dan Madinah, tetapi merambah ke
seluruh dunia. Berkat perjuangan Ibrahim yang
tidak kenal lelah dalam menegakkan kalimat
tauhid, kita rasakan nikmatnya hingga hari ini.

Sebagai mercusuar/magnit power Islam, Mekah
dan Madinah memiliki kedudukan politik dan
ekonomi yang penting dalam percaturan
global. Seluruh dunia memandang Negara
Timur Tengah sebagai negara petro dollar yang
sangat strategis dalam pembangunan ekonomi
dunia. Saudi Arabia, tempat Ka'bah dan Kota
Suci Mekah dan Madinah yang dibangun oleh
Nabi Ibrahim, Ismail dan Hajar merupakan
pusat kemakmuran ekonomi.

Repelita tahun 1975-1980 menelan biaya $ US
142 milyar, sama dengan 59 trilyun rupiah tiga
kali anggaran pembangunan negara kita.
Padahal penduduknya hanya berjumlah tidak
sampai 100 juta. Belum lagi menyaksikan
perkembangan saat ini.

Ruhut Takbir (Spirit Takbir)

'Idul Qurban juga disebut 'Idul Akbar (Hari Raya
Paling Besar). Kalau pada Hari Raya 'Idul Fithri
kita disunnahkan mengumandangkan takbir
mulai malam sampai shalat Idul Fithri selesai
pada pagi hari, maka 'Idul Adha ditandai
dengan takbiran selama 4 hari. Ini berarti
membangun kesadaran kita sesungguhnya
hanya Allah Yang Maha Besar. Betapa tidak
berharga, sedikit dan kecil diri, ilmu, pengaruh,
harta kekayaan dan jabatan kita. Subhanallah,
Maha Suci Engkau Ya Allah. Bukankah kita
seringkali tidak kuasa mengendalikan mulut,
telinga, tangan, pikiran, syahwat perut, nafsu
biologis, dan hati kita dari kontaminasi dosa.

Al Hamdulillah. Bersyukur atas nikmat dari
Allah SWT yang tidak terhitung. Termasuk
nikmat bisa berkurban. Bukan karena usaha
kita semata, tetapi karunia dari-Nya. Laa ilaaha
illallah. Tiada ilah yang eksis di dunia ini kecuali
Allah. Kita dianjurkan untuk memperbanyak
ucapan tahlil, berarti kita dituntut mengukir
sebanyak mungkin amal shalih karena
dorongan iman dan taqwa. Kalimat tahlil yang
kita hayati dengan sepenuh hati, diucapkan
dengan lisan dan digerakkan dengan seluruh
anggota tubuh, semoga iman merasuk dan
menghunjam di dalam jiwa kita.

Jika kita mengagungkan harta, jabatan, ilmu,
pengaruh kita, maka saat itu Allah Yang Maha
Besar kita pandang kecil. Seruannya kita
persepsikan bagaikan suara yang berasal dari
nun jauh di sana, terdengar sayup-sayup, suara
serak-serak basah (QS. Fushshilat (41) : 44).
Syariatnya, tidak kita junjung tinggi. Kita
menyediakan diri untuk jatuh pada lubang
kehancuran total.

Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang
telah menukar nikmat Allah [syariat Allah SWT]
dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya
ke lembah kebinasaan? (QS. Ibrahim (14) : 28).

Ketika kita mengelola nikmat harta, posisi, ilmu,
tidak melibatkan-Nya, maka nikmat itu berubah
menjadi niqmah (kebinasaan). Semua itu tidak
menambah kebaikan kita.

...(siksaan) yang demikian itu adalah karena
sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan
mengubah sesuatu nikmat yang telah
dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum,
hingga kaum itu mengubah apa-apa yang ada
pada diri mereka sendiri (QS. Al-Anfal (8) : 53).

Besar harapan kita umat Islam Indonesia dan
umat Islam di seluruh dunia tetap dalam ikatan
persaudaraan Islam (ribathul ukhuwwah).
Semakin hari bertambah kokoh. Karena
tantangan yang dihadapi semakin berat.
Menuntut tergalangnya solidaritas, saling
bergandengan tangan dalam menegakkan
kebenaran dan keadilan. Dan mendorong
adanya pemerataan ekonomi dunia. Saling
tawashou bilhaqqi, bishshabri, wabilmarhamah
(saling menasihati dalam menetapi kebenaran,
kesabaran, dan kasih sayang).

Demikian pula, semoga tercipta suasana
dialogis yang menyejukkan antara dua
generasi. Generasi tua dan generasi muda.
Dengan membuka dialog, akan terjadi proses
regenerasi yang menyehatkan. Sehingga
pewarisan nilai dan amal shalih tidak terjadi
kemandekan. Demikianlah beberapa nilai
education yang diserap dari Hari Raya Besar.
Wallahu a'lam Bish Shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar